CINTA TAK MENGENAL BATAS SINOPSIS : Setelah Pertemuan Maya dan Masumi dikapal Astoria, Masumi dan Maya pun semakin bisa merasakan jika hati mereka sudah lama saling terikat, hingga rasa rindu dan rindu terus saja mengalir. Sore itu Maya hanya terdiam di sisi tempat tidurnya, sesekali dia hanya berguman hufft………,tatapannya menerawang jauh menahan rindu demi rindu ingin melihat pria itu yang telah mengisi hari-harinya dengan rasa cinta yang tak tertahankan. Di sudut lain disuatu ruangan Masumi pun tak bisa tenang dan konsentrasi dengan pekerjaannya, hatinya diliputi kerinduan yang mendalam akan wanita itu…Mungil gumanmnya dalam hati……”apa yang kau lakukan sekarang?aku sangat merindukanmu.” Tok…..tok…tok…,suara ketukan pintu menyadarkan dari lamunan panjangnya Tampak Mizuki masuk kedalam ruangan.” Permisi Pak , ini dokumen yang harus segera bapak tanda tangani, dan jam 1 siang nanti bapak ada meeting dengan para staff divisi hiburan..ucap Mizuki, sambil menyodorkan do...
Dira tiba di Makassar sekitar pukul satu lewat lima belas menit dini hari. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam akhirnya Ia tiba juga di kota yang terkenal julukannya dengan nama kota daeng. Dari Bandara Sultan Hasanuddin makassar, ia langsung menuju hotel. Malam ini ia putuskan untuk menginap di sana. Karena sudah tengah malam, jalanan pun tampak lengang. Taxi yang ia gunakan dengan lancar melaju. Hingga tidak sampai tiga puluh menit ia tiba di hotel. Dira memintanya untuk di antar ke hotel yang dekat dari rumah sakit tempat di mana ia akan bekerja. Begitu tiba di hotel, Dira langsung chek in dan dengan bantuan pelayan hotel ia masuk ke salah satu kamar yang akan ia gunakan. Selembar uang lima puluh ribuan ia berikan kepada pelayan tersebut, sebagai tip atas bantuannya. Karena rasa lelah yang sudah melandanya Dira langsung menyatukan dirinya dengan tempat tidur. Tidak butuh lama, akhirnya ia terlelap. Cuaca pagi kota Makassar terlihat berkabut. Jalanan tampak basah sisa huja...
Sejak kejadian malam itu, Dira dan Bayu tidak pernah lagi bartemu. Kalaupun secara tidak sengaja mereka berpapasan, Dira dan Bayu lebih memilih diam. Keduanya sama-sama bungkam. Tidak ada yang hendak mau memulai pertama untuk menyapa. Sekalipun Bayu bingung akan sikap Dira, namun urung ia tanyakan. Baginya diam mungkin lebih tepat saat ini. Bayu hanya berfikir mungkin saja Dira membutuhkan waktu sendiri saat ini. Sekalipun sudut hatinya menyangkal itu. Entah mengapa, ia merasa sikap Dira yang seperti ini ada hubungannya dengannya. Namun ia bingung, bahkan kepalanya nyaris sakit memikirkan apa gerangan yang membuat Dira menjauhinya. Dira yang hangat, dan ceria. Selalu menyambutnya dengan senyuman dan tawa tidak pernah lagi Bayu temukan. Satu pertanyaan menggelitik batin Bayu, "Ada apa dengan diriku? Melihat Dira menangis, mengapa aku merasa, seakan aku yang membuatnya menangis?" Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Biasanya pada jam seperti ini, Bayu dan Dira tengah dud...
Komentar
Posting Komentar